Chelsea lagi-lagi harus menelan pil pahit setelah kembali gagal raih poin penuh di ajang Premier League Inggris. Mereka menderita kekalahan menyakitkan dari tim papan bawah, Southampton. Padahal mereka tampil dengan kekuatan terbaiknya dan bermain di kandang sendiri. Namun hasilnya The Blues semakin tercecer di papan tengah klasemen.
Di awal musim mereka masih bisa bersaing dengan tim papan atas lainnya. Sayangnya, nasib mereka berubah ketika memecat Thomas Tuchel dan menggantikannya dengan Graham Potter. Bukannya malah membaik, performa Chelsea malah terjun bebas. Padahal, Todd Boehly sudah belanja gila – gilaan di bursa transfer.
Potter pun dianggap sebagai biang keladi kegagalan Chelsea. Dari 5 pertandingan terakhir di Premier League, anak asuhnya hanya bisa meraup 5 poin saja. Untuk tim sekelas mereka, ini adalah hasil yang sangat buruk. Tentunya butuh kejaiban bagi Chelsea untuk bisa kembali ke empat besar klasemen, setidaknya guna bisa mengamankan tiket Liga Champions Eropa musim depan.
Baca juga “Preview La Liga Barcelona vs Cadiz”
Manajemen Anggap Potter Masih Aman
Di lain sisi, manajemen Chelsea masih memberikan waktu kepada Potter untuk membenahi tim. Manajemen tentu punya pertimbangan khusus mengenai hal tersebut. Akan jadi contoh buruk jika dalam satu musim mereka memecat 2 pelatih sekaligus. Sehingga, manajemen berani menjamin kalau Potter masih aman.
Potter sendiri harus mencari jalan keluar untuk bisa mengatasi masalah pelik yang mereka hadapi. Di atas lapangan, para pemain baru Chelsea belum memberikan kontribusi maksimal. Potter harus berbuat sesuatu agar pemain lama dan pemain baru bisa tampil lebih padu.
Mental para pemain pun harus segera dipulihkan. Jangan sampai kekalahan dari Southampton ini jadi awal dari kehancuran dari Chelsea. Hal ini harus jadi perhatian Graham Potter yang terus berada di bawah tekanan, baik dari manajemen sampai media.
Masih banyak laga bagi Chelsea untuk membalikkan keadaan. Namun butuh lebih dari keajaiban bagi Chelsea untuk bisa kembali ke papan atas Premier League Inggris. Konsistensi dan daya juang pemain harus ditingkatkan agar The Blues bisa kembali berada di zona Liga Champions Eropa.
