bantengmerah

Inilah Rahasia sukses Australia yang mengantarkan mereka lolos ke dalam daftar negara yang masuk dalam babak 16 besar di World Cup 2022.

Laga pamungkas Grup D yang mempertemukan Denmark dan Australia di Al Janoub Stadium ini berlangsung menegangkan. Sebenarnya Denmark sangat mendominasi sepanjang pertandingan. Tim Dynamite memimpin penguasaan bola sampai 60%.

Dari segi peluang, Denmark mempunyai 14 tembakan yang tiga di antaranya mengarah ke gawang Australia. Adapun Australia melesatkan delapan kesempatan dengan empat menuju ke gawang Denmark. Akhirnya, Matthew Leckie menjadi pahlawan berkat gol tunggalnya pada menit ke-60 dan memastikan kemenangan bagi tim berjuluk The Socceroos.

Setelah kalah telak 1-4 dari Prancis di laga pertama, Australia menang tipis 1-0 di laga kedua melawan Tunisa. Dua kemenangan membuat Australia mendapatkan enam poin dan memastikan finish di posisi kedua setelah Prancis. Meski memiliki poin sama, tapi Prancis unggul selisih gol.

jpdewa

Australia secara mengejutkan mampu melangkah ke babak 16 besar Piala Dunia 2022. Tim berjuluk Socceroos menempati peringkat kedua klasemen akhir Grup D. Menariknya, dari tiga pertandingan yang dimainkan, Australia cuma mencetak tiga gol, yang mana satu gol tiap pertandingannya.

Meski terlihat biasa saja. Namun, jika melihat dari statistik, capaian itu tercipta lewat keadaan yang serba minim. Sepanjang fase grup, mereka mencatatkan rata-rata ball possesion sebesar 36,9% dengan expected goal (xG) sebesar 1,7 dari 2,3 tembakan ke gawang per pertandingan.

Kunci dari rahasia sukses Australia melaju ke babak 16 besar Piala Dunia 2022 adalah gaya bermain yang efektif. Kendati Australia hanya mencetak tiga gol sepanjang fase grup, tapi mereka mencetak gol setiap pertandingan.

Australia cenderung bermain secara reaktif dengan lebih banyak menunggu lawannya. Memang gaya bermain seperti ini tidak enak untuk ditonton. Namun, lewat gaya bermain yang tidak populer dan membosankan inilah Graham Arnold sukses mengantar mereka dan mencatatkan hasil terbaik sepanjang kiprah Australia di Piala Dunia.

Generasi Emas Baru Timnas Australia

Pencapaian ini secara tak langsung membuat nama sang pelatih melambung. Jika sebelumnya mantan penyerang Timnas Australia itu mendapat kritik bahkan dari para pendukung Australia. Kini, situasinya berbalik. Graham Arnold dipuji habis-habisan terlepas dari pemilihan skuad dan taktiknya.

Graham Arnold dengan bangga menyebut anak asuhnya sebagai “Generasi Emas Baru” Australia. Julukan tersebut mungkin memang terdengar berlebihan. Terlebih skuad generasi emas asuhan Graham Arnold kini tak bisa dibandingkan dengan generasi emas Negeri Kangguru di World Cup 2006 yang mayoritas bermain di klub Eropa seperti Liga Primer Inggris.

Dalam pasukan Australia di World Cup 2022ini , mayoritas terisi oleh pemain dari liga domestik Australia, A-League dan Scottish Premiership, yang tentunya kalah level. Bahkan beberapa ada yang bermain dari tim kelas dua. Seperti Riley McGree, Baily Wright, dan Harry Souttar yang bermain di tim-tim Championship Liga Inggris.

Pesepakbola senior seperti Matthew Leckie sudah kembali ke Australia usai 10 tahun bermain di Liga Jerman. Begitu pun Jackson Irvine hanya membela klub kasta kedua Bundesliga, St. Pauli. Hanya Matthew Ryan dan Aaron Moy yang masih membela dua klub yang bermain di Champions League Eropa.

Akan tetapi, dengan skuad yang bisa dibilang apa adanya, Graham Arnold berhasil melampaui pencapaian generasi emas Australia lima belas tahun silam. Kini, kesempatan untuk melaju lebih jauh di Piala Dunia 2022 terbuka sangat lebar. Sayangnya, mereka harus berhadapan dengan lawan berat favorit juara, Argentina.

Menilik sejarah pertemuannya, Australia dua kali kalah dan tiga kali imbang dalam lima pertemuan melawan Argentina. Tahu akan hal itu, Graham Arnold tak ingin terlena dengan euforia lolos ke babak 16 besar. Ia akan langsung fokus menatap pertandingan berikutnya.

klik4a