bantengmerah

PSG kembali membuat sensasi pada pertandingan lanjutan piala Liga Prancis. Sebagai tim terkuat, mereka menjadi klub yang paling dijagokan untuk keluar sebagai kampiun pada musim ini.

Mereka mempunyai segala yang dibutuhkan untuk menjadi juara. Dari bintang-bintang besar kaliber dunia, hingga berbagai pencapaian membanggakan. Semua itu menegaskan jika The Parisians punya bekal sempurna untuk kembali menjadi yang terbaik.

Sensasi PSG yang menghebohkan kembali muncul saat melakoni pertandingan babak 32 besar piala Liga Prancis musim ini. Selain mendominasi jalannya laga, Messi cs berhasil membuktikan ketajaman skuadnya.

Dalam pertandingan itu, Paris Saint-Germain berhadapan dengan Pays de Cassel yang merupakan salah satu klub amatir di Liga Prancis. Melawan PSG sebagai klub dengan reputasi tinggi tentu jadi tantangan berat.

jpdewa

Dan benar saja, klub yang berdiri sejak 2018 itu tak berdaya sepanjang laga berlangsung. Meski bermain dengan daya juang dan kegigihan tinggi sejak awal pertandingan, namun intimidasi PSG tak terbendung.

Klub asuhan Samuel Goethals pertama kali kebobolan pada menit ke 29 oleh Kylian Mbappe. Setelah itu, gol demi gol terus dilancarkan oleh para pemain PSG. Hingga pertandingan itu usai, sang raja berhasil menang telak dengan skor 7-0. Benar-benar hasil yang sangat sensasional.

Baca juga “Newcastle Tekuk Southampton di Semifinal Piala Liga Inggris”

Bukan Lawan Seimbang

Dalam pertandingan yang berlangsung di stadion Bollaert-Delelis, sang pemenang akan otomatis lolos ke babak 16 besar. Sejak awal, PSG sudah diprediksi akan melalui pertandingan ini dengan mudah. Sementara itu, meski sang lawan juga tetap punya peluang, namun kesempatan mereka memenangkan pertandingan relatif kecil.

Kita tentu dapat memahami kondisi Pays de Cassel yang sedemikian sulit. Bagaimana pun juga, pertandingan ini memang mempertemukan dua klub dengan perbedaan yang sangat mencolok.

The Parisians memang bukan lawan seimbang untuk klub yang baru berusia 5 tahun itu. Kondisi itu membuat mereka tak perlu berepot-repot memberikan penjelasan kenapa mereka mendapatkan hasil sedemikian buruk.

Sebagai klub dari divisi 1, Paris Saint-Germain tentu saja punya citra dan keunggulan yang lebih dominan. Jika de Cassel datang sebagai tim minor dari divisi 6, PSG sendiri merupakan klub yang namanya sudah sangat mendunia.

Mereka adalah juara bertahan liga Prancis dengan komposisi pemain terbaik. Kelebihan tersebut membuat mereka mencatatkan nama sebagai klub terbesar di liga Prancis bahkan di seluruh dunia. Sedangkan sang lawan adalah tim kecil yang tak mempunyai kelebihan tersebut.

Peran Besar Kylian Mbappe

Meski harus kalah 7-0 dari PSG, namun mental dan kegigihan Alexis Zmijak cs harus tetap mendapatkan apresiasi. Mereka tidak menyerah meski sejak awal sudah tahu bukan perkara mudah untuk mengalahkan sang raja.

Sejak menit awal pertandingan, mereka tak pasrah apalagi menyerah. Mereka terus berusaha mempertahankan diri sembari sesekali membangun serangan. Kegigihan itu membuat gawang Romain Samson tetap aman hingga pertandingan berjalan 30 menit.

Setelah gol pertama PSG tercetus di menit 29, situasi jadi makin sulit untuk de Cassel. Tak hanya gagal mencegah gol-gol tambahan, mereka juga gagal memperkecil ketertinggalan. Dalam pertandingan itu, Mbappe benar-benar jadi mesin kematian bagi anak asuh Samuel Goethals.

Kylian Mbappe memang punya kontribusi besar untuk PSG. Bukan hanya sebagai kapten, namun juga sebagai sang top skorer. Dari 7 gol yang terjadi, ia menyumbangkan 5 gol.

Gol-gol Mbappe ke gawang lawan terjadi di menit 29, 35, 40, 56, dan menit 79. Sedangkan dua gol lainnya dicetak oleh Neymar di menit 33 dan Soler pada menit 64.

Hasil pertandingan ini secara otomatis mengokohkan kedudukan PSG di puncak klasemen sementara piala Liga Prancis. Kemenangan ini juga membuat The Parisians lolos ke babak 16 besar.

Selanjutnya, PSG akan bertemu dengan Olympique Marseille pada awal Februari mendatang. Laga tersebut diprediksi akan berjalan dengan sangat seru karena rivalitas sengit antar kedua kesebelasan.

klik4a