bantengmerah

Maroko sukses melaju ke babak perempat final Piala Dunia 2022 usai menyingkirkan Spanyol lewat babak adu penalti. Secara mengejutkan, tim berjuluk Singa Atlas ini menjadi tim kejutan karena mampu menembus babak delapan besar melewati sederet tim-tim unggulan.

Pada fase grup, Maroko tergabung dalam Grup F bersama Kanada, Kroasia, dan Belgia. Mereka mampu lolos dari hadangan tiga tim tersebut dengan raihan tujuh poin sekaligus menempati juara grup. Maka, Hakim Ziyech dan kawan-kawan menobatkan diri sebagai tim Afrika pertama yang mampu meraih tujuh poin di babak grup Piala Dunia 2022.

Kejutan kembali disuguhkan Maroko saat lolos dari babak 16 besar. Tim asuahan Walid Regragui mampu menyingkirkan tim unggulan lainnya, yakni Spanyol. Maroko dan Spanyol bermain imbang 0-0 selama 120 menit hingga memaksa mereka menentukan nasib melalui drama adu penalti.

 

Penampilan Apik Yassine Bounou

pialadunia.io || Penampilan Apik Yassine Bounou 
jpdewa

Penampilan Apik Yassine Bounou

Hebatnya lagi, kiper Maroko, Yassine Bounou tampil apik dalam drama adu penalti dengan mampu menepis tiga tendangan pemain Spanyol. Alhasil kemenangan tersebut membuat Maroko melenggang ke babak perempat final sekaligus mengukir sejarah bagi Tim Singa Atlas di pentas Piala Dunia.

Kesuksesan Maroko sampai perempat final Piala Dunia 2022 membuat sejumlah pihak bertanya-tanya Lantas, apakah resep Tim Singa Atlas mampu mengaum di ajang terakbar ini?

Gaya Bermain Pragmatisme Ala Simeone dan Ancelotti

Gaya Bermain Pragmatisme Ala Simeone dan Ancelotti

Pelatih Walid Regraui memang mengidolai Pep Guardiola. Namun, di Piala Dunia 2022, Regrarui justru tidak menunjukkan taktik ala idolanya tersebut. Malahan, anak asuh Regrarui bermain cenderung pragmatis ala Diego Simeone dan Carlo Ancelotti.

Sebagai bukti pragmatisnya Maroko, terlihat dari penguasaan bola di mana skuadnya menjadi tim dengan penguasaan bola terendah, yakni 32,3%. Rendahnya penguasaan bola dibarengi gaya bermain bertahan dan tingginya intensitas pressing.

Baca juga : Pelajaran yang Didapat dari Wakil Asia di Piala Dunia 2022

Berdasarkan statistik, Maroko mencatatkan 573 tekanan dalam bertahan saat menghadapi Spanyol sekaligus menjadi tertinggi di Piala Dunia 2022 sementara ini. Selain itu, Maroko hanya kebobolan satu gol saja dalam tujuh laga terakhirnya berkat kokohnya lini pertahanan mereka.

Melihat lebih jauh, Maroko hanya menghadapi rata-rata 0,86 tembakan saja dalam 90 menit permainan. Permainan bertahan ini membuat Maroko harus bermain langsung dengan memanfaatkan fastbreak yang terbukti efektif. Terbukti dengan mencatatkan empat gol dari 30 tembakan atau setara 7,5 tembakan untuk satu gol.

Performa Gemilang Hakim Ziyech

pialadunia.io || Performa Gemilang Hakim Ziyech

Performa Gemilang Hakim Ziyech

 

Hakim Ziyech sempat tersisih dari skuad Maroko pada masa kepelatihan Vahid Halilhodzic karena sikap dan cedera. Namun, di tangan Regrarui, ia memanggil kembali sang pemain Chelsea ke dalam skuad untuk Piala Dunia 2022.
Kendati jarang bermain di Chelsea, Regrarui tetap mempercayakan Ziyech di tempat utama skuad Maroko. Alhasil, Ziyech menjelma menjadi tulang punggung Maroko, malahan lebih banyak mendapatkan kesempatan bermain dibandingkan bersama Chelsea pada musim ini.
Kepercayaan yang diberikan Regragui pun dibalas dengan penampilan gemilang Ziyech. Ia menjadi pemain paling berbahaya di skuad Maroko. Hingga babak 16 besar, Ziyech mencatatkan jumlah tembakan terbanyak dengan enam tembakan dan pemain paling banyak menciptakan peluang (empat peluang). Ziyech juga menjadi pemain Maroko paling aktif dengan catatan tujuh dribel sukses, delapan tekel, dan lima intersep.
 
 

 

klik4a